Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Gelar Demo Penolakan Kenaikan BBM

Header Menu

Advertisement

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Gelar Demo Penolakan Kenaikan BBM

Redaksi
Selasa, September 06, 2022

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Gelar Demo Penolakan Kenaikan BBM



BAROMETERMAS.COM. Bekasi, Ribuan Mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam indonesia (PMII) gelar demo di Istana Negara, Senin 5/9/2022 aksi tersebut merupakan sebuah langkah penolakan keras terhadap pemerintah dalam menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) Bersubsidi.


Ketua Komisariat PMII Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Wawan Agung mengatakan pihaknya menyayangkan kebijakan Pemerintah yang menuai fenomena di tengah situasi

ekonomi negara terdampak pandemi covid-19. Bukannya berupaya melakukan pemulihan ekonomi justru di sisi lain

Pemerintah menaikkan harga BBM yang secara mendadak.


"Kami menolak keras kebijakan Pemerintah dalam kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), karena kebijakan Pemerintah tidak mempertimbangkan kondisi ekonomi masyarakat" ungkap Ketua Komisariat PMII Bhayangkara 


Wawan menjelaskan seluruh mahasiswa yang tergabung dalam PMII meminta kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak di cabut, sebab kenaikan harga BBM tentu menyentuh kondisi ekonomi di lapisan seluruh masyarakat karena akan merambat ke seluruh sektor termasuk harga-harga komoditas kebutuhan dasar masyarakat.


"Menaikkan harga BBM juga akan mengganggu perputaran roda ekonomi dalam sektor-sektor strategis

Negara. Sebagian besar aktivitas perekonomian nasional terutama sektor transportasi, industri,

pertanian, kelautan dan perikanan, pariwisata, dan lain sebagainya akan sangat terdampak" jelas Wawan 


Wawan juga berharap Pemerintah fokus untuk memberantas penyalahgunaan penerima manfaat BBM bersubsidi. Tidak bisa dipungkiri, selama ini sudah menjadi rahasia umum bahwa terdapat banyak praktik mafia BBM bersubsidi yang sangat merugikan rakyat dan Negara. Merespon sejumlah persoalan tersebut seharusnya Pemerintah menerapkan kebijakan subsidi tepat sasaran dengan teknis yang dikaji secara matang karena agar negara tidak mengadu antara si kaya dan si miskin, Ucapnya.


(Isomaddiniy)