KSPI Kampanye Bahaya Asbes: "Ancaman Nyata bagi Kesehatan Pekerja dan Publik" -->

Header Menu

Advertisement

KSPI Kampanye Bahaya Asbes: "Ancaman Nyata bagi Kesehatan Pekerja dan Publik"

Redaksi
Minggu, Desember 14, 2025

 KSPI Kampanye Bahaya Asbes: "Ancaman Nyata bagi Kesehatan Pekerja dan Publik"



BAROMETERMAS.COM. Jakarta, - Minggu 14/12/2025. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai bahaya asbes, material yang hingga kini masih banyak digunakan di Indonesia dan menyimpan risiko serius bagi kesehatan pekerja serta masyarakat umum.


Aktivis senior KSPI, Sofyan Abdul Latief, menegaskan bahwa bahaya asbes sering kali tidak disadari karena dampaknya tidak muncul secara langsung.


"Asbes adalah ancaman yang tidak terlihat dan tidak berbau, tetapi dampaknya sangat serius. Banyak pekerja dan warga tidak tahu bahwa mereka terpapar asbes setiap hari, baik di tempat kerja maupun di rumah,” ujar Sofyan dalam Konferensi Pers KSPI, Sabtu (13/2025).


Menurutnya, kampanye ini penting untuk memastikan pekerja dan masyarakat memahami risiko jangka panjang paparan asbes dan tidak lagi menganggapnya sebagai material biasa.


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan asbes sebagai salah satu karsinogen terpenting di tempat kerja. Paparan terhadap seluruh jenis asbes, termasuk krisotil, diketahui dapat menyebabkan mesotelioma, kanker paru-paru, kanker laring dan ovarium, asbestosis, serta penyakit pleura. WHO juga menegaskan bahwa tidak ada ambang batas aman untuk paparan asbes.


Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dari KSPI, Ridwan Panjaitan, menekankan bahwa aspek pencegahan dan informasi merupakan kunci perlindungan.


"Dari perspektif K3, asbes adalah bahaya laten. Sekali seratnya terhirup, ia bisa menetap di paru-paru dan menimbulkan penyakit puluhan tahun kemudian. Karena itu, pekerja dan masyarakat harus diberi informasi yang jelas tentang risiko ini,” jelas Ridwan.

Ia menambahkan bahwa penguatan edukasi K3 dan kewaspadaan terhadap material yang mengandung asbes harus menjadi bagian dari budaya keselamatan kerja.


Di Indonesia, asbes masih ditemukan pada berbagai produk dan material, seperti atap dan pipa semen asbes, ubin lantai dan langit-langit, isolasi boiler dan pipa, rem dan kopling otomotif, tangki air, serta material konstruksi lainnya. Data menunjukkan 12,85% rumah tangga di Indonesia masih menggunakan atap berbahan asbes (2023), sehingga potensi paparan tidak hanya dialami pekerja industri, tetapi juga masyarakat luas.


Sejumlah temuan medis juga mencatat adanya penyakit terkait asbes pada warga non-industri yang tinggal lama di rumah beratap asbes, serta pada pekerja konstruksi dengan paparan jangka panjang. Fakta ini menegaskan bahwa bahaya asbes merupakan isu kesehatan publik yang membutuhkan perhatian bersama.


Melalui kampanye ini, KSPI mendorong peningkatan literasi publik tentang bahaya asbes, pentingnya penerapan standar K3, serta hak pekerja dan konsumen untuk mendapatkan informasi yang benar dan transparan mengenai risiko kesehatan dari material yang digunakan di tempat kerja maupun lingkungan permukiman.


“Keselamatan dan kesehatan pekerja harus dimulai dari pengetahuan. Tanpa informasi yang jujur dan terbuka, risiko akan terus diwariskan,” tegas Ridwan.


(Aminuddin)