Mukroni Ketua Paguyuban Warteg Se-Indonesia, Keluhkan PPKM

Header Menu

Advertisement

Mukroni Ketua Paguyuban Warteg Se-Indonesia, Keluhkan PPKM

Redaksi
Rabu, Agustus 04, 2021

Mukroni Ketua Paguyuban Warteg Se-Indonesia, Keluhkan PPKM



BAROMETERMAS.COM, Brebes.


Untuk menekan laju penyebaran covid 19 yang dirasa masih tinggi, Pemerintah kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 dari tanggal 3 Agustus sampai dengan 9 Agustus 2021.




Perpanjangan PPKM ini bagi para pelaku ekonomi terutama UMKM seperti Warung Tegal (Warteg) sangatlah terasa dampaknya.


Ada sekitar 50 ribu warteg yang tersebar di seluruh Indonesia terutama Jabodetabek mengalami penurunan omset rata rata sekitar 50 persen.




Ini disampaikan oleh Mukroni Syamhudi, ketua Komunitas Warteg Nusantara (KOWANTARA) sebagai wadah dari paguyuban warung Tegal se-Indonesia dalam kesempatan wawancara via whatsaap dengan barometermas.com.




"Diperpanjangnya PPKM tentunya menambah derita warteg dalam usaha makanan, pembeli semakin sepi karena :

1. Ada pembatasan social distancing social dan work from home (WFH) 

2. Daya beli masyarakat bawah juga tergerus karena banyak PHK masal dimana-mana.

3. Bantuan tunai dari pemerintah juga tidak kunjung tiba. 

Artinya semakin PPKM diperpanjang usaha warteg semakin terjerembab", ujarnya.


Pria asal Sawojajar Brebes itu juga mengusulkan kepada Pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan sebagai langkah untuk menolong para pengusaha warteg yang terdampak PPKM.




"Dengan adanya perpanjangan PPKM ini, agar warteg tidak terlalu terjerembab kami mengusulkan kepada Pemerintah : 

1. Untuk segera meluncurkan bantuan modal mikro dan UKM secepatnya dan merata

2. Memberikan stimulus dan insentif seperti discount listrik dan lainnya.

3. Mendorong BUMN/BUMD dan perangkat birokrat baik dari pusat sampai ke daerah untuk memborong/membeli makanan yang disediakan warteg, tidak usah makan ditempat tapi dipesan dan diambil.

4. Menghapus cicilan dan denda kredit selama masa pandemic covid-19 agar para pedagang bias mendapatkan modal segar untuk pulih kembali," demikian terang Mukroni mengakhiri wawancara.


(M. Husni Iskandar)