Imam Tantowi Kisah Sukses Sineas Asli Tegal Di Balik Layar Film Dan Sinetron Indonesia

Header Menu

Advertisement

Imam Tantowi Kisah Sukses Sineas Asli Tegal Di Balik Layar Film Dan Sinetron Indonesia

Redaksi
Minggu, Agustus 15, 2021

 IMAM TANTOWI KISAH SUKSES SINEAS ASLI TEGAL DI BALIK LAYAR FILM DAN SINETRON INDONESIA



BAROMETERMAS.COM, Brebes.

Memasuki bulan Agustus banyak ditayangkan film-film perjuangan dilayar televisi kita seperti Pasukan Berani Mati, Lebak Membara, Soerabaia 1945 dan Fatahillah.

Film-film tersebut adalah besutan dari sutradara kondang asal Tegal Bapak H. Imam Tantowi sineas senior yang sampai saat ini masih terus berkarya.




Begitu juga Masyarakat Indonesia terutama para pecinta sinetron, tentu masih ingat dengan Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series yang tayang di layar televisi swasta selama 5 tahun dengan jumlah tayang sekitar 2.185 episode.




Sinetron yang begitu memukau mata para penonton dengan menghadirkan konflik abadi tokoh Haji Muhidin dengan Sulam dibumbui kisah masyarakat sehari-hari, nilai-nilai religi dan gotong royong, serta setting kebhinekaan karena menampilkan tokoh-tokoh berlatar belakang kesukuan yang berbeda.




Adalah seorang H. Imam Tantowi sang penulis cerita (kelahiran Kota Tegal 13/08/1946) yang telah mampu menciptakan sebuah kisah sinetron yang aslinya tak pernah bisa habis atau tamat, karena kerangka cerita yang terus bercabang dan berkembang seiring dengan seluruh tokoh bisa dijadikan central cerita.





Diakui metode alur cerita yang dibuat oleh Imam Tantowi dalam Sinetron Tukang Bubur Naik Haji, banyak diikuti oleh sinetron-sinetron lain dimana alur ceritanya tidak hanya lurus milik tokoh utama, melainkan dikembangkan ke tokoh-tokoh lain sehingga cerita menjadi panjang dan berkembang.




Imam Tantowi adalah sineas senior Indonesia yang sudah banyak mendapatkan penghargaan seperti Piala Citra dan Piala Vidia baik dari segi penyutradaraan maupun penulisan skenario.




Sementara karya-karya Imam Tantowi yang melegenda lainnya diantaranya adalah Film Layar Lebar Saur Sepuh, Jaka Sembung, Tutur Tinular, Kaca Benggala, Ketika Cinta Bertasbih, Suami-suami Takut Istri dan lain-lain yang bisa dilihat di wikipedia Indonesia. 




Di usia yang ke-75 tahun dengan segudang karya dan prestasi, seorang Imam Tantowi akan tetap terus berkarya untuk menghasilkan karya-karya yang bermanfaat dan inspiratif terutama untuk kebaikan dan kemaslahatan masyarakat.





"Saya akan tetap berkarya, menjadikan film atau sinetron bukan sekedar tontonan tapi juga tuntunan ke hal-hal yang baik untuk masyarakat." demikian terangnya ketika dikonfirmasi oleh wartawan Barometermas.com lewat sambungan whatsappnya.


(M. Husni Iskandar)